Save Our Earth

>> 25.10.09

Bemm…!, tiba-tiba suara keras mengagetkanku disaat aku masih terlelap tidur di pagi hari yang sangat dingin, dingin bagaikan es yang mencair, dingin yang merasuk sampai ke tulang rusukku. Disaat itu pula aku langsung melompat dari tempat tidurku dan menuju jendela, ternyata aku tak melihat apapun kecuali seperti biasa, pohon rambutan didepan rumah dan pagar tua yang sudah dirembeti tanaman entah apa namanya. Segera aku menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi, tapi belum sempat selesai aku mengosok gigiku, suara itu kembali terdengar oleh gendang telingaku. Aku mempercepat pekerjaanku. Aku segera keluar rumah nenekku (aku sedang berlibur dirumah nenekku yang ada di desa, libur semester), tengok kanan tengok kiri, tapi aku tak melihat apapun juga yang mengagetkanku. Aku kembali masuk, jaket kusambar dan melesat keluar.

Langkah kakiku agak cepat sambil melihat kanan kiri, rasa penasaranku semakin tinggi –besar tepatnya– suara itu kembali terdengar kresek..kresek..kresek..bemm..!, aku segera menoleh dan membalikkan badanku. Segera cepat kuketahui bahwa 'TKP' berada di hutan –atau kebun tak terurus yang lumayan luas– sebelah barat tempat pemakaman. Aku bergegas menuju kesana. Astaghfirulloh. Ternyata ada sekelompok orang entah dari mana datangnya sedang memotong pohon-pohon dengan seenaknya –menurutku–, pohon yang sedang tumbuh dengan suburnya (walaupun itu pohon besar, pohon itu tetap tumbuh juga 'kan?). Aku hanya bisa terpana melihatnya, melihat perbuatan-perbuatan yang saya rasa adalah perbuatan yang bodoh, melihat pohon-pohon yang terjatuh tanpa daya kekuatan, mungkin pohon-pohon itu sedang menjerit kesakitan, mungkin juga mereka sedang meminta tolong, atau malah merasa senang dan bangga??, ahh..hanya merekalah yang tahu. Aku diam sejenak didekat 'TKP', karena capek berdiri, kemudian aku jongkok, akupun tahu kalau jongkok akan membuatku seperti anak kecil, biarlah..kan gag ada orang lain, kataku dalam hati. Akupun juga baru sadar kalau tidak ada orang kampung sini selain aku, akupun bertanya-tanya (dalam hati pastinya), mengapa orang-orang kampung tidak datang untuk melihat perbuatan bodoh orang-orang itu?, apakah mereka tidak tahu?, atau malah tidak ingin tahu?, ahh..biarlah. Sesaat kemudian aku pulang (selain karena capek, juga karena tak ada orang yang menemani).

Dalam perjalanan pulang, terasa kakiku sangat berat untuk digerakkan, akupun teringat kalau aku belum sempat sarapan. Saat sarapan, kembali aku teringat kejadian tadi, kembali aku bertanya-tanya, apakah mereka tidak memikirkan akibat dari apa yang telah dilakukannya di masa yang akan datang?, masa dimana anak cucu mereka hidup?, seandainya mereka tahu bahwa pohon itu bisa mengurangi kadar CO2 di udara, ataupun menyerap polutan-polutan yang membahayakan jiwa manusia, pasti mereka akan tersadar saat itu juga, pohon juga merupakan habitat bagi berbagai macam burung, dimana para burung akan tinggal??, jika pohon-pohon saja dieksploitasi secara ra umum, kata orang Jawa, kepunahan pastilah akan terjadi!. Kalau saja mereka tahu kalau pohon –atau hutan– adalah jantungnya bumi, planet kita tercinta ini. Kalau saja mereka pernah menjadi orang kota yang sering merasakan pentingnya pohon-pohon disekeliling mereka. Kalau saja mereka sadar.

Aku, yang notabene adalah anak kota, sangat merindukan keberadaan pohon-pohon disekelilingku, sangat merindukan. Bayangkan saja kalau setiap hari –atau setiap pagi– saat kita membuka pintu dan keluar dari rumah, kita langsung disambut oleh segarnya udara pagi hari dan hijaunya pemandangan pohon-pohon, alangkah bahagianya bukan?. Bagi orang kota, hal ini merupakan suatu hal yang amat sangat langka, kecuali warna hijau angkot (angkutan umum) yang selalu sliwar-sliwer berlalu-lalang ria di keramaian kota. Tiba-tiba saja lamunanku buyar, aku tahu itu pasti karena suara keroncongan perutku yang tak mau diajak kompromi, dan akupun teringat kalau sarapanku belum kuhabiskan. Dengan segera, kuhabiskan sarapanku itu. Akhirnya kudapatkan sebuah kesimpulan; tentu, aku tak mau jadi orang yang merugi, orang yang hanya bisa bicara (dalam hati lagi) tanpa bisa bereaksi, disaat itulah aku berteriak pada diriku sendiri "stop DREAMING start ACTION!".

0 comments cuk!:

About This Blog, blog!

This is my blog, i am a newbie. This is my style, if you don't like, i don't care!.
Whatever!!

Contact Me!

10317244012 International Biology Education Yogyakarta State University facebook.com/maolodeen
twitter.com/maolodeen
mauludinmajid@yahoo.com
ibeclass@gmail.com

  ©

Back to top SUNDUL!