Pasang Surut (ke)Hidup(an)

Sungguh tak tahu yang kurasakan, sungguh tak tahu yang kupikirkan. Hanya kosong dan sendiri. Dan memang sedang ingin sendiri, di bawah pohon merasakan terpaan semilir angin.

Sepertinya hanya kemarin sore saja kurasakan sebuah kenyamanan -kenyamanan pikiran, dan ketenangan jiwa. Dan tepat pagi ini seratus delapan puluh derajat berbalik arah, gelap dan sendiri.

Entah apa yang terjadi, diriku dan bayangankupun tak tahu.

Yang kutanyakan sekarang hanyalah. "Please, kembalilah semangatku.."

Read more...

Perang

Perekrutan Anggota Arwana 2012

@ Puncak Suroloyo

Kulonprogo

Read more...

Menuju Arah ‘Timur’, Sebuah Pencarian

Berangkat!
Dan Kapal Kerapu V pun meninggalkan dermaga Muara Angke.

Perlahan-lahan kapal inipun meningkatkan kecepatannya. Dan perlahan-lahan pula pandangan kamu atas gedung-gedung pencakar langit di Jakarta mulai hilang.Tak kami sangka kalau penyebrangan kali ini menggunakan speedboat alias kapal cepat, pada awalnya kami menyangka kalau nanti kita akan naik kapal penyebrangan biasa, dengan kecepatan biasa pula. Tak disangka pula kalau di kapal ini kami mendapatkan snack dan air mineral. Kapal Kerapu yang kami naiki ini mampu memuat 20 penumpang, tidak terlalu banyak memang. Namun pada saat keberangkatan, penumpang yang ikut menyebrang tidak ada separuhnya, itupun sudah termasuk kami (6 personil), jadi tidak berdesak-desakan #Alhamdulillah.

Read more...

Tiada Karimun Jawa, Kepulauan Seribu-pun Jadi

*padahal cerita Dieng belum slesai :P

Dada terasa sesak ketika mendengar berita bahwa penyeberangan ke Karimun Jawa dipending sampai Maret. Memang benar sih kalau keadaan cuaca di pantai utara sedang tidak mendukung, katanya sih arus dan ombaknya sedang besar.

“gimana, boy? Karimun ditutup sampai Maret nih.”
“kita harus nyusun plan B nih”

Tiba-tiba ada SMS dari Si Prast, dia ngasih opsi:
Plan A: Karimun Jawa
Plan B: Kepulauan Seribu
Plan C: Kawah Putih Ciwideu *kayaknya, lupita

Tanpa pikir panjang ane langsung bales Plan B ;) Dari pada kita tetep ngeyel mau ke Karimun Jawa, tapi hasilnya nihil, mending kita ke Kepulauan Seribu

Read more...

+2093 m dpl, Sebuah Pembuktian Dari Kami

“nan, berangkat dulu ya. Monggo, bu… Slamualaikum!”

“Walaikumsalam”

Setelah kita bersantai-santai di rumahnya si Anand yang #geje, kita dengan
gagah meninggalkan Dusun Capar yang #geje juga menuju petualangan yang sebenarnya. Motor kita geber jauh meninggalkan kenikmatan dunia (baca: rumah Anand) menuju masa depan yang misterius. Di tengah perjalanan kita sekilas melihat petunjuk jalan menuju Dieng, Dieng belok kanan. Secara kita semua belum ada yang pernah menuju Dieng  sebelumnya, kita manut aja sama petunjuk jalan yang belum tentu kebenarannya. Jalanan semakin menanjak dan berkelok-kelok, hati mulai berdebar-debar, rasa bangga telah siap meledak, namun tiba-tiba… Jalanan kembali menurun dan menurun, rasa ketidakpercayaan kepada petunjuk arah tadi mulai muncul, dan kita mulai bingung (seperti biasa). Kita mau tanya seseorang, eh nggak ada seseorang yang mau kita tanyai, pada menghindar (lebay!). Tiba-tiba ada anak kecil di belakang kita, boncengan dengan motor FU jadul (2 tak gituu…), mereka udah siap-siap mau nyalip, tepat sebelum disalip, kita cegat deh.

Read more...